Tubuh bukan sekedar wadah jiwa. Ia adalah kitab suci yang ditulis Ilahi yang terdapat rahasianya dan menunggu untuk disadari.
Banyak orang salah paham dan menganggap bahwa kesadaran hanya berurusan dengan hal-hal non-fisik. Mereka berpikir bahwa untuk mencapai pencerahan atau makrifat, tubuh harus diabaikan, dilupakan, atau bahkan ditinggalkan. Padahal, tubuh bukanlah penghalang bagi kesadaran-justru tubuh adalah jembatan yang mengantarkan kita kepada pemahaman tentang keberadaan ilahi yang hadir di setiap detik kehidupan.
Kesadaran sejati bukan tentang meninggalkan tubuh, melainkan menghuni tubuh sepenuhnya. Saat kita hadir secara sadar dalam tubuh ini-merasakan napas, detak jantung, gerakan, rasa sakit, dan keindahannya-kita sedang membaca kitab suci paling hidup: tubuh manusia itu sendiri.
Tubuh: Cermin Rahasia Ilahi
Tubuh bukan sekadar daging dan tulang. Ia adalah hasil desain agung Sang Pencipta. Di dalam tubuh tersimpan peta energi, pintu-pintu spiritual, dan getaran-getaran ilahi yang bisa membawa kita kembali kepada Sumber. Dalam tradisi spiritual, tubuh dianggap sebagai wadah sakral, tempat di mana roh turun dan belajar mengalami dunia material.
Ini mengandung makna mistik sekaligus ilmiah. Tuhan, sebagai kesadaran ilahi atau sumber kehidupan, hidup di dalam dirimu - bahkan sampai ke tingkat biologis. DNA, denyut jantung, pernapasan, semuanya adalah manifestasi dari kesadaran ilahi yang tak terpisah dari tubuhmu.
Tuhan bukan sesuatu yang jauh di langit, tapi dekat-lebih dekat dari nadimu sendiri.
Coba renungkan:
• Di dalam tubuh ada napas-yang disebut sebagai ruh dalam Al-Qur'an.
• Di dalam tubuh ada hati-yang bukan hanya memompa darah, tapi menjadi tempat intuisi terdalam muncul.
Di dalam tubuh ada tulang belakang-yang menjadi jalur naiknya energi spiritual (kundalini atau cahaya ilahi).
• Di dalam tubuh ada darah dan sel yang bekerja dalam keteraturan yang begitu presisi, menunjukkan hikmah dan keteraturan llahi.
Semua ini bukan kebetulan. Semua ini adalah tanda-tanda (ayat) yang harus disadari, bukan diabaikan.
Tubuh Adalah Titik Masuk Kesadaran
Kesadaran spiritual bukan tentang melayang ke langit, tapi justru masuk lebih dalam ke dalam tubuh, menyadari setiap sensasi, getaran, dan pesan yang muncul. Saat kita hadir penuh di dalam tubuh, kita menjadi hadir di saat ini, dan hanya di saat inilah kesadaran bisa tumbuh.
Mengabaikan tubuh sama saja seperti mengabaikan bait-bait puisi yang ditulis Tuhan di dinding-dinding ciptaan-Nya. Tubuh adalah bait suci yang bisa dijadikan tempat ibadah, tempat tafakur, tempat penyembuhan, dan tempat pelatihan jiwa.
Tubuh dan Jiwa Tidak Terpisah
Tubuh dan jiwa bukan dua hal yang saling bertentangan. Mereka seperti dua sisi dari satu koin. Jiwa membutuhkan tubuh untuk berekspresi, dan tubuh membutuhkan jiwa untuk memiliki makna. Dalam tubuh yang sadar, jiwa bisa menyampaikan pesan-pesan halusnya. Rasa sakit bisa jadi panggilan untuk berubah. Keletihan bisa jadi isyarat untuk kembali pada keseimbangan. Nafas yang sesak bisa jadi sinyal bahwa ada beban batin yang harus dilepaskan.
Kesimpulan: Tubuh Adalah Ladang untuk Bertumbuh
Maka, belajar kesadaran kita belajar mencintai tubuh, menyapanya dengan lembut, menjadikannya sebagai tanah suci tempat kesadaran tumbuh dan berkembang.
Kesadaran yang tinggi justru membuat kita lebih peka terhadap tubuh, lebih bijak dalam menjaganya, lebih lembut dalam merawatnya, karena kita tahu bahwa di balik setiap denyut nadinya, ada rahasia Tuhan yang sedang berbisik kepada kita.
Kamu adalah denyut nadi kekuatan semestaNya.